Minggu, 19 Maret 2017

Jaka Tarub dan Hagoromo



SRI AJU INDROWATY
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

       Menarik sekali apabila kita tanpa sengaja membaca cerita rakyat yang berasal dari Negara lain yang ternyata mempunyai kesamaan dengan cerita rakyat negeri sendiri. Berikut ini cerita rakyat dari Indonesia  “ Jaka Tarub” yang mempunyai berbagai kesamaan dengan cerita rakyat dari Negara Jepang yaitu “Hagoromo”. Berikut ini terlebih dahulu cerita rakyat Jaka Tarub.

JAKA TARUB
       Disuatu desa, hiduplah seorang perempuan yang biasa dipanggil Mbok Randa,dia mempunyai anak angkat bernama Jaka Tarub yang telah tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa yang tampan dan sangat senang berburu. Suatu hari ketika dia berburu seperti biasanya, dia mendengar suara wanita yang kurang jelas karena ditelan dedauanan, karena penasaran Jaka Tarub akhirnya menuju kesumber suara secara mengendap-endap.
       Jaka Tarub melihat 7 orang gadis cantik yang sedang mandi di telaga, hampir bersamaan dengan itu,dia juga melihat beberapa lembar selendang yang tergeletak dipinggir telaga, ada bisikan dari dalam diri Jaka Tarub untuk mengambilnya,dan secara mengendap-endap dia mengambil salah satunya. Ketika para gadis yang ternyata bidadari itu hendak kembali ke khayangan, salah satu dari mereka anic karena tidak menemukan selendangnya, tapi keenam bidadari lain tidak dapat berbuat apa-apa. Melihat hal tersebut Jaka Tarub mendekati sang bidadari yang tertinggal bernama Dewi Nawang Wulan itu, Dewi Nawang Wulan terpaksa harus menceritakan semuanya,Dewi Nawang wulan tidak punya pilihan lain,akhirnya dia ikut ke rumah Jaka Tarub. Hari berganti hari, mereka menikah dan mempunyai anak.
       Bagaimanapun Dewi Nawang Wulan adalah seorang bidadari sehingga dia mempunyai kelebihan, salah satunya adalah dapat membuat sebakul nasi hanya dari satu biji padi, asalkan tidak ada yang mengetahui hal itu, itulah sebabnya Dewi Nawang Wulan melarang suaminya untuk membuka tanakan nasinya, namun Jaka Tarub tidak sanggup menahan rasa penasarannya, dia membuka tanakan nasi itu dan sangat terkejut karena hanya ada satu biji padi di dalamnya.
       Jaka Tarub menanyakan perihal itu ke isterinya, ketika itu pula Dewi Nawang Wulan kehilangan kesaktian. Karena telah sepenuhnya menjadi manusia biasa, Dewi Nawang Wulan pun harus bersusah payah untuk membuat kebutuhan sehari-hari,harus bersusah-susah menumbuk padi, dan mengambil padi dilumbung. Semakin lama, padi dilumbung semakin berkurang. Sampai suatu hari,ketika Dewi Nawang Wulan ingin mengambil padi, dia menemukan selendangnya terselip diantara butir-butir padi. Dewi Nawang Wulan merasa sedih sekaligus gembira,dia senang karena mengetahui dia akan segera berkumpul bersama teman-temannya, dia sedih karena harus berpisah dengan keluarganya, tapi tak ada pilihan lain,dia harus meninggalkan Jaka Tarub yang sedari tadi ternyata melihat ia telah berubah menjadi bidadari lagi. Dewi Nawang Wulan hanya berpesan agar suaminya membuat sebuah dangau di dekat pondoknya sesaat sebelum kembali ke khayangan.

HAGOROMO
      Pada zaman dahulu, ada seorang petani yang bernama Inukai. Dinamakan demikian karena pemuda itu memelihara Anjing dan dimana-mana selalu ditemani Anjing. Suatu hari Inukai pergi ke ladang, di dekat ladang terdapat danau. Pada hari itu terdapat hal yang luar biasa. Sesuatu yang indah dan berkibar ditiup angin. Ternyata sesuatu yang berkibar itu adalah baju milik Bidadari yang bernama Tanabata.
       Ketika Tanabata sedang asyik mandi di danau itu, Inukai segera mengambil baju bidadari yang indah itu. Segera setelah mandi di danau, betapa terkejutnya Tanabata karena pakaiannya sudah tidak ada. Bertanyalah Tanabata kepada Inukai yang berada dekat danau tentang pakaiannya yang bernama Hagoromo. Inukai menjawab bahwa ia akan memberikan pakaian Tanabata bila dia memenuhi permintaannya yaitu menjadi isterinya. Tanabata menyanggupi asalkan memang benar bajunya dikembalikan.
       Akhirnya merekapun menjadi sepasang suami isteri.Apabila Tanabata bertanya tentang pakaiannya selalu suaminya mengatakan nanti dulu,……nanti dulu………..Setelah berbulan-bulan kemudian lahirlah seorang anak laki-laki.  Suatu hari Tanabata pergi ke kota. Inukai yang bersama anaknya sendirian memberitahukan tentang rahasia tempat penyimpanan baju ibunya yaitu di tabung bambu. Barulah sang anak mengetahui bahwa ibunya adalah seorang bidadari.
       Keesokan harinya ketika Inukai pergi ke ladang seperti biasa, ditemani anjingnya. Anaknya tidak tahan menyimpan rahasia memberitahukan kepada ibunya tentang pakaiannya. Setelah memberi sisir kepada anaknya yang terbuat dari emas, dan cermin yang terbuat dari perak terbanglah Tanabata kembali ke kayangan. Sekembalinya dari ladang Inukai menjumpai anaknya menangis sambil menunjuk ke langit dan berteriak “Ibu …. Ibu ….” Tahulah Inukai sekarang bahwa istrinya kembali ke kahyangan. Sejak itu, Inukai tidak pernah ke ladang lagi dan kerjanya hanya melamun sambil menatap langit.
            Pada suatu hari, datanglah seorang laki-laki yang bertanya mengapa Inukai bersedih hati. Segera Inukai mengungkapkan keinginanya untu bisa pergi ke kahyangan. Paman itu menjawab bahwa keinginan itu bisa terwujud apabila iniukai membuat 1000 pasang sandal jerami dan dengan sandal itu akan bisa naik ke kahyangan dengan memanjat pohon semangka.
            Seketika itu juga Inukai membuat sandal jerami dan setiap kali meyelesaikan sepasang, pasti akan memandang langit. Demikian berhari-hari kemudian kerjanya hanya membuat sandal jerami, tanpa memperdulikan siang dan malam. Ketika sampai pada sandal yang ke-999, habislah kesabarannya. Saat itu tumbuhlah semangka yang semakin lama semakin besar tanpa ragu-ragu lagi Inukai segera memanjat pohon itu dengan diiringi anjingnya.
            Setelah 7 Hari 7 malam memanjat, sampailah ia pada pucuk pohon semangka padahal kahyangan masih beberapa jengkal lagi. Disuruhlah anjingnya untuk memanjat terlebih dahulu. Dengan memegang ekor anjingnya, sampailah Inukai di halaman kahyangan yang luas. Disana terdapat banyak bidadari, sehingga Inukai menjadi kebingungan. Maka dipanggilah Tanabata. Tepat saat itu Tanabata tepat berdiri di dekat tiang, untunglah Inukai segera menemukannya.
            Tanabata terkejut sekali dan bertanya dengan cara yang bagaimana suaminya bisa pergi ke kahyangan. Inukai segera bercerita apabila ia lapar cukup dengan mengambil semangka yang ada di dekatnya. Tanabata berkeinginan untuk memakan semangka itu juga tetapi apa yang terjadi setelah semangka itu diiris memancarlah air yang tiada henti-hentinya dari dalam semangka. Maka terbentuklah sungai yang sangat luas yang memisahan keduanya. Akhirnya yang pria menjadi bintang Altair dan istrinya menjadi  bintang Vega. Mereka saling terpisah dan saling menangisi.

Persamaannya :
1.     Seorang pemuda yang mengambil baju terbang milik bidadari yang kemudian jatuh cinta dan mengawininya.
2.     Adanya pelaku yang bukan orang biasa (bidadari)
3.     Janji yang telah  diucapkan ternyata diingkari.
Perbedaannya :
1.     Cerita Jaka Tarub di Indonesia, sedang cerita Hagoromo di Jepang
2.     Hal yang terjadi setelah bidadari memperoleh kembali bajunya
3.     Adanya latar belakang yang berbeda, karena tempat kejadian yang berbeda pula
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar