UTS
BANDINGAN
CERITA RAKYAT JAKA TARUB DAN CERITA RAKYAT HAGOROMO
Oleh
: Sri Aju Indrowaty
Nim.
T111608005
BAB 1 . Pendahuluan
Sejak manusia itu ada, sampai tersebar
di berbagai wilayah yang sekarang ini disebut Negara. Terdapat berbagai macam
ras bangsa yang pasti juga menimbulkan perbedaan pemikiran dalam berbagai hal
tentang kehidupan dan kebudayaannya.
Menarik
sekali apabila kita tanpa sengaja membaca cerita rakyat yang berasal dari
Negara lain yang ternyata mempunyai kesamaan dengan cerita rakyat negeri
sendiri. Berikut ini cerita rakyat dari Indonesia “ Jaka Tarub” yang mempunyai berbagai
kesamaan dengan cerita rakyat dari Negara Jepang yaitu “Hagoromo”.
Terlepas dari unsur pengaruh
mempengaruhi dari budaya yang satu ke budaya yang lain dan adanya berbagai persamaan dan perbedaan, maka
berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membandingkan cerita rakyat
Jaka Tarub dan cerita rakyat Jepang Hagoromo. Sehingga dapat dirumuskan yang
diteliti adalah seperti yang di bawah ini.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah persamaan antara cerita rakyat
Jaka Tarub dan cerita rakyat Hagoromo ?
2.
Bagaimanakah perbedaan antara cerita rakyat
Jaka Tarub dan cerita rakyat Hagoromo?
1.3
Tujuan Penelitian
1
Mendeskripsikan persamaan antara cerita
rakyat Jaka Tarub dan cerita rakyat Hagoromo ?
2
Mendeskripsikan perbedaan antara cerita
rakyat Jaka Tarub dan cerita rakyat
Hagoromo?
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua manfaat
yaitu secara teoritis, yaitu penelitian ini diharapkan untuk memperoleh
pengetahuan tentang cerita rakyat dari Negara sendiri ternyata mempunyai
berbagai kesamaan dengan dengan Negara lain, yaitu dalam hal ini adalah Negara
Jepang. Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat mendorong minat para
peneliti agar tergerak meneliti berbagai persamaan budaya antara budaya yang
satu dengan budaya yang lain.
BAB 2. Kajian Pustaka
2.1
Konsep Historis Komparatif
Mattew Arnold menggunakan istilah ini
pertama kali dalam bahasa Inggris ketika menerjemahkan istilah J.J Ampere untuk istilah Histoire Comparative sedang
ilmuwan dari Perancis A.F. Villeman yang
menyebutnya Literature Compare (Wellek an Werren, 1993:47) tanggapan
tentang Komparatif Bandingan lebih sering melahirkan tentang pendapat siapa
mempengaruhi siapa, atau dari segi ilmu siapa yang mencuri karya siapa (Hutomo,
1993:111).
Kajian cerita rakyat dalam hal ini
digolongkan sebagai sastra bandingan dapat digolongkan menjadi beberapa
kelompok. Hotomo (1993:19) membagi kajian dalam praktek sastra bandingan di
Indonesia menjadi 3 kelompok. Pertama, sastra bandingan dalam kajian filologi,
kedua, sastra bandingan dalam hubungannya dengan sastra lisan dan yang ketiga,
sastra bandingan tulis baik yang ditulis dalam bahasa Indonesia yang masih
bernama bahasa Melayu, maupun yang ditulis dalam bahasa Indonesia (setelah
sumpah pemuda, 1928)
2.2. Konsep
Struktur
Dalam riset mini ini, peneliti
menggunakan teori strukturalisme, yaitu teori yang terpusat pada struktur sebuah
karya baik sastra tulis maupun lisan. Semi (1988:34) membagi struktur fiksi
menjadi dua bagian yaitu: 1. Struktur luar/ekstrinsik dan 2. Yaitu struktur
dalam yaitu intrinsik. Contoh struktur luar yaitu faktor sosial ekonomi dan
kebudayaan. Sedang struktur dalam seperti tema, penokohan, alur/plot, pusat
pengisahan, latar dan gaya bahasa.
BAB 3. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam riset mini ini
menggunakan metode analisis deskriptif komparatif. Metode deskripsi dilakukan
dengan cara mendeskripsikan struktur cerita rakyat Jaka Tarub dan Hagoromo.
Sedang metode Komparasi adalah dengan membandingkan kedua cerita rakyat
tersebut, hasil perbandingan itu berupa persamaan dan perbedaan struktur.
Kemudian dari kedua struktur tersebut diidentifikasi.rita
Mengingat obyek penelitian ini berupa
perbandingan cerita rakyat, maka metode yang dipakai adalah metode kepustakaan.
Penelitian kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber
kepustakaan karena terdapat berbagai versi cerita baik dari cerita rakyat Jaka
Tarub, maupun dari cerita rakyat Hagoromo.
BAB 4. Pembahasan
4.1 Sinopsis JAKA TARUB
Disuatu desa, hiduplah seorang perempuan
yang biasa dipanggil Mbok Randa,dia mempunyai anak angkat bernama Jaka Tarub
yang telah tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa yang tampan dan sangat senang
berburu. Suatu hari ketika dia berburu seperti biasanya, dia mendengar suara
wanita yang kurang jelas karena ditelan dedauanan, karena penasaran Jaka Tarub
akhirnya menuju kesumber suara secara mengendap-endap.
Jaka Tarub melihat 7 orang gadis cantik
yang sedang mandi di telaga, hampir bersamaan dengan itu,dia juga melihat
beberapa lembar selendang yang tergeletak dipinggir telaga, ada bisikan dari
dalam diri Jaka Tarub untuk mengambilnya,dan secara mengendap-endap dia
mengambil salah satunya. Ketika para gadis yang ternyata bidadari itu hendak
kembali ke khayangan, salah satu dari mereka anic karena tidak menemukan
selendangnya, tapi keenam bidadari lain tidak dapat berbuat apa-apa. Melihat
hal tersebut Jaka Tarub mendekati sang bidadari yang tertinggal bernama Dewi
Nawang Wulan itu, Dewi Nawang Wulan terpaksa harus menceritakan semuanya,Dewi
Nawang wulan tidak punya pilihan lain,akhirnya dia ikut ke rumah Jaka Tarub. Hari
berganti hari, mereka menikah dan mempunyai anak.
Bagaimanapun Dewi Nawang Wulan adalah
seorang bidadari sehingga dia mempunyai kelebihan, salah satunya adalah dapat
membuat sebakul nasi hanya dari satu biji padi, asalkan tidak ada yang
mengetahui hal itu, itulah sebabnya Dewi Nawang Wulan melarang suaminya untuk
membuka tanakan nasinya, namun Jaka Tarub tidak sanggup menahan rasa
penasarannya, dia membuka tanakan nasi itu dan sangat terkejut karena hanya ada
satu biji padi di dalamnya.
Jaka Tarub menanyakan perihal itu ke
isterinya, ketika itu pula Dewi Nawang Wulan kehilangan kesaktian. Karena telah
sepenuhnya menjadi manusia biasa, Dewi Nawang Wulan pun harus bersusah payah
untuk membuat kebutuhan sehari-hari,harus bersusah-susah menumbuk padi, dan
mengambil padi dilumbung. Semakin lama, padi dilumbung semakin berkurang. Sampai
suatu hari,ketika Dewi Nawang Wulan ingin mengambil padi, dia menemukan
selendangnya terselip diantara butir-butir padi. Dewi Nawang Wulan merasa sedih
sekaligus gembira,dia senang karena mengetahui dia akan segera berkumpul
bersama teman-temannya, dia sedih karena harus berpisah dengan keluarganya, tapi
tak ada pilihan lain,dia harus meninggalkan Jaka Tarub yang sedari tadi ternyata
melihat ia telah berubah menjadi bidadari lagi. Dewi Nawang Wulan hanya
berpesan agar suaminya membuat sebuah dangau di dekat pondoknya sesaat sebelum
kembali ke khayangan.
4.2 Sinopsis HAGOROMO
Pada
zaman dahulu, ada seorang petani yang bernama Inukai. Dinamakan demikian karena
pemuda itu memelihara Anjing dan dimana-mana selalu ditemani Anjing. Suatu hari
Inukai pergi ke ladang, di dekat ladang terdapat danau. Pada hari itu terdapat
hal yang luar biasa. Sesuatu yang indah dan berkibar ditiup angin. Ternyata
sesuatu yang berkibar itu adalah baju milik Bidadari yang bernama Tanabata.
Ketika Tanabata sedang asyik mandi di
danau itu, Inukai segera mengambil baju bidadari yang indah itu. Segera setelah
mandi di danau, betapa terkejutnya Tanabata karena pakaiannya sudah tidak ada.
Bertanyalah Tanabata kepada Inukai yang berada dekat danau tentang pakaiannya
yang bernama Hagoromo. Inukai menjawab bahwa ia akan memberikan pakaian
Tanabata bila dia memenuhi permintaannya yaitu menjadi isterinya. Tanabata
menyanggupi asalkan memang benar bajunya dikembalikan.
Akhirnya merekapun menjadi sepasang
suami isteri.Apabila Tanabata bertanya tentang pakaiannya selalu suaminya
mengatakan nanti dulu,……nanti dulu………..Setelah berbulan-bulan kemudian lahirlah
seorang anak laki-laki. Suatu hari
Tanabata pergi ke kota. Inukai yang bersama anaknya sendirian memberitahukan
tentang rahasia tempat penyimpanan baju ibunya yaitu di tabung bambu. Barulah
sang anak mengetahui bahwa ibunya adalah seorang bidadari.
Keesokan harinya ketika Inukai pergi ke
ladang seperti biasa, ditemani anjingnya. Anaknya tidak tahan menyimpan rahasia
memberitahukan kepada ibunya tentang pakaiannya. Setelah memberi sisir kepada
anaknya yang terbuat dari emas, dan cermin yang terbuat dari perak terbanglah
Tanabata kembali ke kayangan. Sekembalinya dari ladang Inukai menjumpai anaknya
menangis sambil menunjuk ke langit dan berteriak “Ibu …. Ibu ….” Tahulah Inukai
sekarang bahwa istrinya kembali ke kahyangan. Sejak itu, Inukai tidak pernah ke
ladang lagi dan kerjanya hanya melamun sambil menatap langit.
Pada suatu hari, datanglah seorang
laki-laki yang bertanya mengapa Inukai bersedih hati. Segera Inukai
mengungkapkan keinginanya untu bisa pergi ke kahyangan. Paman itu menjawab
bahwa keinginan itu bisa terwujud apabila iniukai membuat 1000 pasang sandal
jerami dan dengan sandal itu akan bisa naik ke kahyangan dengan memanjat pohon
semangka.
Seketika itu juga Inukai membuat sandal
jerami dan setiap kali meyelesaikan sepasang, pasti akan memandang langit.
Demikian berhari-hari kemudian kerjanya hanya membuat sandal jerami, tanpa
memperdulikan siang dan malam. Ketika sampai pada sandal yang ke-999, habislah
kesabarannya. Saat itu tumbuhlah semangka yang semakin lama semakin besar tanpa
ragu-ragu lagi Inukai segera memanjat pohon itu dengan diiringi anjingnya.
Setelah 7 Hari 7 malam memanjat,
sampailah ia pada pucuk pohon semangka padahal kahyangan masih beberapa jengkal
lagi. Disuruhlah anjingnya untuk memanjat terlebih dahulu. Dengan memegang ekor
anjingnya, sampailah Inukai di halaman kahyangan yang luas. Disana terdapat
banyak bidadari, sehingga Inukai menjadi kebingungan. Maka dipanggilah
Tanabata. Tepat saat itu Tanabata tepat berdiri di dekat tiang, untunglah
Inukai segera menemukannya.
Tanabata terkejut sekali dan bertanya
dengan cara yang bagaimana suaminya bisa pergi ke kahyangan. Inukai segera
bercerita apabila ia lapar cukup dengan mengambil semangka yang ada di
dekatnya. Tanabata berkeinginan untuk memakan semangka itu juga tetapi apa yang
terjadi setelah semangka itu diiris memancarlah air yang tiada henti-hentinya
dari dalam semangka. Maka terbentuklah sungai yang sangat luas yang memisahan
keduanya. Akhirnya yang pria menjadi bintang Altair dan istrinya menjadi bintang Vega. Mereka saling terpisah dan
saling menangisi.
4.3
Persamaan antara cerita rakyat Jaka Tarub dan Hagoromo
Dalam cerita Hagoromo diawali dengan
keinginan Inukai untuk menyembunyikan baju seorang perempuan, yang tanpa
sengaja dilihatnya sedang mandi di sungai. Ternyata perempuan itu bidadari yang
berasal dari langit. Pada Jaka Tarub yang tanpa sengaja mendengar dendang suara
gadis ditengah hutan dan gadis itu sedang mandi. Untuk pertama kalinya dalam
hidupnya Jaka Tarub terpesona oleh kecantikan wanita. Jaka Tarub beringsut
mendekati pakaian mereka dan mengambil salah satunya. Kedua cerita baik cerita
Jaka Tarub maupun Hagoromo diwarnai dengan jatuh cintanya seorang pemuda pada
seorang gadis yang baru pertama kali dilihatnya, yang ternyata adalah bidadari.
Pada kedua cerita juga adanya janji yang telah diucapkan tetapi tidak ditepati.
Pada Jaka Tarub ketika Nawangwulan mencuci baju di sungai dan melarang suaminya
untuk pergi ke dapur. Tetapi Jaka Tarub melanggar pesan istrinya. Dan di
Hagoromo Inukai berjanji untuk mengembalikan baju Tanabata asalkan
permintaannya dipenuhi, tetapi Inukai ingkar janji.
4.4
Perbedaan antara cerita rakyat Jaka Tarub dan Hagoromo
Terdapat perbedaan alur cerita pada Jaka
Tarub setelah Nawangwulan kembali ke kahyangan cerita berakhir sedang pada
Hagoromo Inukai menyusul ke kahyangan dengan membuat sandal jerami. Perbedaan
yang lain pada Jaka Tarub tokoh pendukungnya adalah Bupati Tuban, Rasawulan,
Syekh Maulana, Nyi Randa Tarub, serta anak perempuan dari Jaka Tarub dari
Nawanwulan bernama Nawangsih. Sedang pada cerita Hagoromo kedua tokoh utama
dikaruniai anak laki-laki dan juga adanya seorang kakek yang member petunjuk
untuk bisa pergi ke kahyangan. Perbedaan yang lain adalah cerita rakyat Jaka
Tarub terjadi di Indonesia, khususnya daerah Jawa. Sedangkan Hagoromo terjadi
di Jepang. Hal ini diperkuat pada cerita Hagoromo ketika hendak menyusul ke
kahyangan Inukai disuruh membuat sandal jerami sehingga dapat dikatakan bahwa
lingkungan tempat kejadiannya berbeda. Tentang gaya bahasa juga terdapat
perbedaan. Pada cerita Jaka Tarub gaya bahasa yang dipakai bersifat komunikatif
dan lugas, karena ditujukan untuk dibaca oleh seluruh tingkatan usia. Sedang
gaya bahasa pada cerita Hagoromo lebih didominasi dengan bahasa perulangan
bahasa Jepang seperti Hira-hira, oya-oya dan banyak memakai bahasa
puisi.
BAB 5. Simpulan
Dari hasil perbandingan antara cerita
rakyat Jaka Tarub dan cerita rakyat Hagoromo yang berasal dari Jepang, terdapat
banyak sekali persamaan persamaannya meski juga terdapat berbedaannya. Adapun
persamaan dan perbedaannya adalah,
Persamaannya :
1.
Seorang pemuda yang mengambil baju terbang
milik bidadari yang kemudian jatuh cinta dan mengawininya.
2.
Adanya pelaku yang bukan orang biasa
(bidadari)
3.
Janji yang telah diucapkan ternyata diingkari.
Perbedaannya :
1.
Cerita Jaka Tarub di Indonesia, sedang
cerita Hagoromo di Jepang
2.
Hal yang terjadi setelah bidadari
memperoleh kembali bajunya
3.
Adanya latar belakang yang berbeda, karena
tempat kejadian yang berbeda pula
Daftar
Pustaka
Abdul
Rozak Zaidan dkk. (1995). Seminar Kesusastraan Bandingan. Kualalumpur : Balai
Seminar Bahasa dan Pustaka
Hutomo,
Suripan Sadi (1993). Merambah Matahari Pengantar Sastra Bandingan.
Surabaya : Gaya Masa
----------Jaka
Tarub. Seri Cerita Rakyat : Citra Budaya Bandung
----------------(1975).
Nihon Mukashi Banashi Shuu. Rikio Tsubota.Japan.
----------------(1996).
Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung : Angkasa
----------------Tanoshii
Zansho. Tokyo Shuppan Kabushiki Kaisha.
----------------Tenjo
no Yomesan (1963). J.Tsubota& Okawa : Japan
Wellek,
Rene dan Austin Warren (1993). Teori Kesusastraan. Melalui Budianta Penerjemah.
Jakarta : Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar