SRI AJU
INDROWATY
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG
Menarik sekali apabila kita tanpa
sengaja membaca cerita rakyat yang berasal dari Negara lain yang ternyata
mempunyai kesamaan dengan cerita rakyat negeri sendiri. Berikut ini cerita
rakyat dari Indonesia “ Jaka Tarub” yang
mempunyai berbagai kesamaan dengan cerita rakyat dari Negara Jepang yaitu
“Hagoromo”. Berikut ini terlebih dahulu cerita rakyat Jaka Tarub.
JAKA TARUB
Disuatu desa, hiduplah seorang perempuan
yang biasa dipanggil Mbok Randa,dia mempunyai anak angkat bernama Jaka Tarub
yang telah tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa yang tampan dan sangat senang
berburu. Suatu hari ketika dia berburu seperti biasanya, dia mendengar suara
wanita yang kurang jelas karena ditelan dedauanan, karena penasaran Jaka Tarub
akhirnya menuju kesumber suara secara mengendap-endap.
Jaka Tarub melihat 7 orang gadis cantik
yang sedang mandi di telaga, hampir bersamaan dengan itu,dia juga melihat
beberapa lembar selendang yang tergeletak dipinggir telaga, ada bisikan dari
dalam diri Jaka Tarub untuk mengambilnya,dan secara mengendap-endap dia
mengambil salah satunya. Ketika para gadis yang ternyata bidadari itu hendak
kembali ke khayangan, salah satu dari mereka anic karena tidak menemukan
selendangnya, tapi keenam bidadari lain tidak dapat berbuat apa-apa. Melihat
hal tersebut Jaka Tarub mendekati sang bidadari yang tertinggal bernama Dewi
Nawang Wulan itu, Dewi Nawang Wulan terpaksa harus menceritakan semuanya,Dewi
Nawang wulan tidak punya pilihan lain,akhirnya dia ikut ke rumah Jaka Tarub. Hari
berganti hari, mereka menikah dan mempunyai anak.
Bagaimanapun Dewi Nawang Wulan adalah
seorang bidadari sehingga dia mempunyai kelebihan, salah satunya adalah dapat
membuat sebakul nasi hanya dari satu biji padi, asalkan tidak ada yang
mengetahui hal itu, itulah sebabnya Dewi Nawang Wulan melarang suaminya untuk
membuka tanakan nasinya, namun Jaka Tarub tidak sanggup menahan rasa
penasarannya, dia membuka tanakan nasi itu dan sangat terkejut karena hanya ada
satu biji padi di dalamnya.
Jaka Tarub menanyakan perihal itu ke
isterinya, ketika itu pula Dewi Nawang Wulan kehilangan kesaktian. Karena telah
sepenuhnya menjadi manusia biasa, Dewi Nawang Wulan pun harus bersusah payah
untuk membuat kebutuhan sehari-hari,harus bersusah-susah menumbuk padi, dan
mengambil padi dilumbung. Semakin lama, padi dilumbung semakin berkurang. Sampai
suatu hari,ketika Dewi Nawang Wulan ingin mengambil padi, dia menemukan
selendangnya terselip diantara butir-butir padi. Dewi Nawang Wulan merasa sedih
sekaligus gembira,dia senang karena mengetahui dia akan segera berkumpul
bersama teman-temannya, dia sedih karena harus berpisah dengan keluarganya, tapi
tak ada pilihan lain,dia harus meninggalkan Jaka Tarub yang sedari tadi ternyata
melihat ia telah berubah menjadi bidadari lagi. Dewi Nawang Wulan hanya
berpesan agar suaminya membuat sebuah dangau di dekat pondoknya sesaat sebelum
kembali ke khayangan.
HAGOROMO
Pada
zaman dahulu, ada seorang petani yang bernama Inukai. Dinamakan demikian karena
pemuda itu memelihara Anjing dan dimana-mana selalu ditemani Anjing. Suatu hari
Inukai pergi ke ladang, di dekat ladang terdapat danau. Pada hari itu terdapat
hal yang luar biasa. Sesuatu yang indah dan berkibar ditiup angin. Ternyata
sesuatu yang berkibar itu adalah baju milik Bidadari yang bernama Tanabata.
Ketika Tanabata sedang asyik mandi di
danau itu, Inukai segera mengambil baju bidadari yang indah itu. Segera setelah
mandi di danau, betapa terkejutnya Tanabata karena pakaiannya sudah tidak ada.
Bertanyalah Tanabata kepada Inukai yang berada dekat danau tentang pakaiannya
yang bernama Hagoromo. Inukai menjawab bahwa ia akan memberikan pakaian
Tanabata bila dia memenuhi permintaannya yaitu menjadi isterinya. Tanabata menyanggupi
asalkan memang benar bajunya dikembalikan.
Akhirnya merekapun menjadi sepasang
suami isteri.Apabila Tanabata bertanya tentang pakaiannya selalu suaminya
mengatakan nanti dulu,……nanti dulu………..Setelah berbulan-bulan kemudian lahirlah
seorang anak laki-laki. Suatu hari
Tanabata pergi ke kota. Inukai yang bersama anaknya sendirian memberitahukan
tentang rahasia tempat penyimpanan baju ibunya yaitu di tabung bambu. Barulah
sang anak mengetahui bahwa ibunya adalah seorang bidadari.
Keesokan harinya ketika Inukai pergi ke
ladang seperti biasa, ditemani anjingnya. Anaknya tidak tahan menyimpan rahasia
memberitahukan kepada ibunya tentang pakaiannya. Setelah memberi sisir kepada
anaknya yang terbuat dari emas, dan cermin yang terbuat dari perak terbanglah
Tanabata kembali ke kayangan. Sekembalinya dari ladang Inukai menjumpai anaknya
menangis sambil menunjuk ke langit dan berteriak “Ibu …. Ibu ….” Tahulah Inukai
sekarang bahwa istrinya kembali ke kahyangan. Sejak itu, Inukai tidak pernah ke
ladang lagi dan kerjanya hanya melamun sambil menatap langit.
Pada suatu hari, datanglah seorang
laki-laki yang bertanya mengapa Inukai bersedih hati. Segera Inukai
mengungkapkan keinginanya untu bisa pergi ke kahyangan. Paman itu menjawab
bahwa keinginan itu bisa terwujud apabila iniukai membuat 1000 pasang sandal
jerami dan dengan sandal itu akan bisa naik ke kahyangan dengan memanjat pohon
semangka.
Seketika itu juga Inukai membuat
sandal jerami dan setiap kali meyelesaikan sepasang, pasti akan memandang
langit. Demikian berhari-hari kemudian kerjanya hanya membuat sandal jerami,
tanpa memperdulikan siang dan malam. Ketika sampai pada sandal yang ke-999,
habislah kesabarannya. Saat itu tumbuhlah semangka yang semakin lama semakin
besar tanpa ragu-ragu lagi Inukai segera memanjat pohon itu dengan diiringi
anjingnya.
Setelah 7 Hari 7 malam memanjat,
sampailah ia pada pucuk pohon semangka padahal kahyangan masih beberapa jengkal
lagi. Disuruhlah anjingnya untuk memanjat terlebih dahulu. Dengan memegang ekor
anjingnya, sampailah Inukai di halaman kahyangan yang luas. Disana terdapat
banyak bidadari, sehingga Inukai menjadi kebingungan. Maka dipanggilah
Tanabata. Tepat saat itu Tanabata tepat berdiri di dekat tiang, untunglah
Inukai segera menemukannya.
Tanabata terkejut sekali dan
bertanya dengan cara yang bagaimana suaminya bisa pergi ke kahyangan. Inukai
segera bercerita apabila ia lapar cukup dengan mengambil semangka yang ada di
dekatnya. Tanabata berkeinginan untuk memakan semangka itu juga tetapi apa yang
terjadi setelah semangka itu diiris memancarlah air yang tiada henti-hentinya
dari dalam semangka. Maka terbentuklah sungai yang sangat luas yang memisahan
keduanya. Akhirnya yang pria menjadi bintang Altair dan istrinya menjadi bintang Vega. Mereka saling terpisah dan
saling menangisi.
Persamaannya
:
1. Seorang
pemuda yang mengambil baju terbang milik bidadari yang kemudian jatuh cinta dan
mengawininya.
2. Adanya
pelaku yang bukan orang biasa (bidadari)
3. Janji yang
telah diucapkan ternyata diingkari.
Perbedaannya
:
1. Cerita Jaka
Tarub di Indonesia, sedang cerita Hagoromo di Jepang
2. Hal yang
terjadi setelah bidadari memperoleh kembali bajunya
3. Adanya latar
belakang yang berbeda, karena tempat kejadian yang berbeda pula
Tidak ada komentar:
Posting Komentar